Selasa, 08 November 2011

tugas dda


Tugas 1
AKUAKULTUR


OLEH:
NAMA                   :  ASHAR JUNIANTO
STAMBUK             :  I1A1 10 050
PROG. STUDI       :  M S P (genap)

    FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
    UNIVERSITAS HALUOLEO
 KENDARI
2011



Asal mula kegiatan akuakultur tidak diketahui secara pasti kapan dan oleh siapa dimulai. Kegiatan akuakultur pertama kali diduga dilakukan oleh orang Mesir pada ikan nila dan/atau orang China pada ikan mas. Kegiatan pemeliharaan kedua jenis ikan tersebut kemudian menyebar ke Asia dan Eropa (LANDAU 1992). Kegiatan akuakultur atau budidaya biota air kini telah banyak diketahui dan dipraktekan oleh sefragian besar penduduk dunia, terutama yang mendiami daerah dataran rendah, sekitar daerah aliran sungai, waduk, danau.dan pantai. Bahkan pada era globalisasi saat ini, kegiatan pemeliharaan biota air telah merambah ke masyarakat yang mendiami daerah perkotaan, di dalam rumah sederhana sampai di rumah mewah, dari toko kelontong sampai ke pusat perbelanjaan (mall).

pengetahuan yang mendasar tentang akuakultur akan Berbekal pengetahuan yang memadai itulah biasanya pembudidaya biota air akan berhasil menikmati hasil kegiatan budidayanya, baik sebagai pengembangan kegemaran (hobby), penghasil bahan pangan untuk keluarga, maupun sebagai sumber penghasilan. Sebagai hobby misalnya pemeliharaan biota air pada akuarium; sebagai penghasil pangan untuk keluarga misalnya budidaya skala keluarga pada ikan lele dan belut; dan sebagai sumber penghasilan misalnya budidaya skala komersial pada ikan lele, gurameh, bandeng, udang dan kerapu.

Produksi perikanan dunia dari sector akuakultur adalah lebih dari 13 juta metrik ton per tahun (LANDAU 1992), dan produksi tersebut cenderung terus meningkat. Peningkatan produksi hasil usaha akuakultur tersebut sangat penting artinya untuk kawasan Asia yang mayoritas padat penduduk dengan tingkat penghasilan per kapita relatif rendah. Meskipun kegiatan budidaya biota air telah banyak dipraktekan oleh masyarakat Indonesia, namun pengetahuan dasar tentang budidaya biota air kadang-kadang belum banyak diketahui dan dipahami. Oleh karena ltu, pada tulisan ini akan disajikan secara nngkas tentang pengetahuan dasar akuakultur.

Apa Itu Akuakultur ?
      Beberapa pakar ada yang mendefinisikan akuakultur sebagai kegiatan pemeliharaan biota air pada kondisi yang terkontrol, baik secara intensif maupun semimtensif. Namun demikian, ada pakar yang menyatakan bahwa akuakultur merupakan kegiatan pemeliharaan flora dan fauna air, serta kegiatan untuk memproduksi biota (organisme ) akuatik dilingkungan terkontrol dalam rangka mendapat keuntungan (profit),namun secara umum budidaya perairan merupakan bentuk pemeliharaan dan penangkapan berbagai macam hewan atau tumbuhan perairan yang menggunakan air sebagai komponen pokoknya. Kegiatan-kegiatan umum termasuk didalamnya adalah budidaya ikan, udang, tiram serta serat budidaya, rumput laut alga dengan batasan tertentu. Sebenarnya, cakupan budidaya perairan sangat luas, namun penguasan teknologi membatasi komoditi tertentu yang dapat diterapkan. Budidaya perairan adalah bentuk perikanan bididaya untuk dipertentangkan dengan perikanan tangkap.
Di indonesia, budidaya perairan dilakukan melalui berbagai sarana. Kegiatan budidaya yang paling utama dilakukan di kolam/ empang, tambak, tangki, karamba serta keramba apung.
tetapi tidak termasuk dalam kegiatan yang berkaitan dengan pemeliharaan dan pembenihan jenisjenis biota untuk akuarium, biota untuk eksperimen atau percobaan di laboratorium, dan biota yang dipelihara khusus untuk memenuhi kebutuhan perseorangan (LANDAU 1992). Selain itu, beberapa pakar ada juga yang mendefinisikan akuakultur sebagai kegiatan untuk memproduksi biota air (termasuk di dalamnya: pemeliharaan, penanganan, pengolahan, dan pemasaran) untuk tujuan komersial (BARNABE 1990).

Akuakultur yang di Indonesia dikenal dengan istilah budidaya air dibedakan menjadi dua, yaitu budidaya air tawar dan budidaya air laut (termasuk air payau). Budidaya air laut lebih dikenal dengan istilah marikultuf. Usaha marikultur semakin popular pada decade terakhir ini,
Dalam usaha akuakultur mencakup :
a. Pembenihan ikan
v  Pemilihan induk
v  Pemijahan induk
v  Penetasan telur
v  Pemeliharaan larva
v  Pendederan
b. Pembesaran
v Efesiensi pakan
v Konversi pakan
c. Nutrisi pakan
v Formula pakan
v Nilai gizi
   Sistem pengadaan sarana dan prasarana produksi akuakultur
   1. Prasarana produksi
· Pemilihan lokasi
· Pengadaan bahan dan
· Pembangunan fasilitas produksi
Secara spesifik tujuan akuakultur untuk :
  1. Produksi makanan
  2. Perbaikan stok alam
  3. Produksi ikan untuk rekreasi
  4. Produksi ikan umpan
  5. Produksi ikan hias
  6. Daur ulang bahan organik
  7. produksi bahan industri
Komoditas Akuakultur
Komoditas adalah barang atau produk yang bisa diperdangankan , jadi komoditas akuakultur adalah spesies atau jenis ikan (dalam arti luas) yang diproduksi dalam kegiatan akuakultur dan menjadi barang /produk yang bisa diperdagangkan.
Golongan ikan adalah spesies akuakultur yang memiliki sirip sebagai organ penggeraknya.
Contoh komoditas akuakultur dari golongan ikan adalah :
  • Ikan mas ( Cyprinus carpio )
  • Ikan nila ( Oreochromis niliticus )
  • Ikan lele ( Clarias sp )
  • Ikan gurami ( osphronemus gouramy )
  • Ikan patin ( Pangosius sp )
  • Ikan kerapu macan ( Epinephelus fusguttatus )
  • Ikan kerapu bebek ( Cromiletes altivelis )
  • Ikan kakap putih ( Lates calcarifer )
  • Ikan bandeng ( chanos chanos )
Golongan udang adalah spesies akuakultur yang memiliki karapas yaitu kulit yang mengandung kitin sehingga bisa mengeras.
Contoh komoditas akuakultur dari golongan udang adalah :
  • Udang windu ( Paneos monodon )
  • Udang vanamei ( Litopaneus vannamei)
  • Udang bru ( Panaeus stylostris )
  • Udang putih ( Panaeus japonicus )
  • Udang galah crobrach tawar ( Macrobrachium rasenbergit )
  • Udang cerax ( Cherax sp )
  • Udang lobster ( Homarus sp )
  • Kepiting bakau ( Scylla serrata )
Golongan moluska adalah spesies akuakultur yang memiliki cangkang yang keras.
Contoh komoditas akuakultur dari golongan moluska adalah :
  • Karang mutiara ( Pinctada maxima )
  • Abalone ( Heliotis sp.)
  • Kerang hijau ( Mytilus sp.)
  • Kerang darah ( Anadara sp.)
Ekinodermata adalah spesies akuakultur yang memiliki kulit berduri berfungsi untuk alat bergerak.
Contoh komoditas akuakultur dari ekinodermata adalah :
  • Teripang ( Holothuria sp.) yang memiliki nama perdagangan sea cucumber
Golongan alga adalah spesies akuakultur dari bersel tunggal, terdiri dari mikrialga dan makroalga.
Contoh mikroalga/fitoplanton adalah Chlorella sp. Umumnya berupa makanan alami bagi komoditas akuakultur lainnya, terutama untuk larva dan benih, kecuali yang telah menjadi makanan kesehatan manusia.
Contoh makroalga adalah rumput laut seperti Euchema cottonii dan Glacilaria sp.
Komodits akuakultur yang sekaran sedang giat diusahakan adalah koral. Biota ini selain untuk tujuan perdagangan, juga untuk konservasi terumbu karang.
Berdasarkan jenis pakannya, komoditas akuakultur secara alamiah dikelompokan menjadi 3 golongan :
  1. Herbivora
Golongan herbivora adalah spesies akuakultur dengan makanan utamanya berupa tanaman ( nabati ) contoh gurami sebagai pemakan daun (makrovita ), kowan ( Ctenopharyngodon idella ), dan tawes ( Puntius javanicus ) sebagai pemakan rumput, ikan mola ( Hypophthalmichthys molitrix ) dan tambakan sebagai pemakan fitoplanton (mikrofita ), bandeng sebagai pemakan klekap, serta sepat ( Trichogaster sp ) sbagai penakan fitoplanton atau perifiton. Klekap adalah koloni makanan alami yang terdiri dari lumut, perifiton, dan benthos yang tumbuh didasar tambak. Spesies herbivora pemakan fitoplanton disebut pula sebagai herbivor microfiltering ( fitofagus )
2. Karnivora
Golongan karnivora adalah spesies akuakultur pemakan daging (hewani) sehingga hewan ini disebut ikan prdator. Contohnya adalah kerapu, kakap putih, betutu, belut, udang, dan lobster. Dalam akuakultur, ikan predator ini diberi pakan berupa rucah segar atau memangsa ikan lainnya dan ikan berukuran lebih kecil. Umumnya spesies predator relatif sulit menerima pakan buatan, antara lain berupa pelet. Kerapu dan kakap putih sudah bisa menerima pakan pelet melalui serangkaian pembelajaran makanan (weaning) .
3. Omnivora
Golongan omnivora adalah spesies akuakultur yang bisa makan segala jenis makanan. Makanan yang dikonsumsi spesies ini bisa sebagian besar dari kelompok nabati sehingga disebut ikan omnivora yang cenderung herbivora, contohnya ikan mas, nila, mujair, koki dan koi. Spesies golongan ini juga mengonsumsi makanan yang sebagian besar dari kelopok hewani sehingga disebut ikan omnivora yang mengarah ke karnivora, contohnya ikan lele, patin, sidat, udang windu, udang galah, udang vanamei, dan udang biru.
Komoditas ikan laut : kerapu macan, kerapu bebek, napolion, karang mutiara, dan rumput laut.
Komoditas ikan tawar : ikan mas, lele, gurami, nila, mujair, dan patin.
Komoditas air payau : udang windu dan bandeng.
Pemilihan spesies untuk akuakultur didasarkan kepada pertimbangan karakteristik biologi, dan pasar serta sosial ekonomi.
1. Pertimbangan biologi
Meliputi reproduksi, fisiologi, tingkah laku, morfologi, ekologi dan distibusi biota yang akan dikembangkan sebagai komoditas akuakultur. Beberapa pertimbangan biologi tersebut adalah :
a)      Kemampuan memijah dalam lingkungan bubidaya dan memijah secara buatan
b)      Ukuran dan umur pertama kali matang gonad
c)      Fekunditas
d)     Laju pertumbuhan dan produksi
e)      Tingkat trofik                            
f)       Toleransi terhadap kualitas air dan daya adaptasi
g)      Ketahanan terhadap stres dan penyakit
h)      Kemampuan mengonsumsi pakan buatan
i)        Konversi pakan
j)        Toleransi terhadap penanganan
k)      Dampak terhadap limgkungan
2. Pertimbangan ekonomi dan pasar
Pertimbangan konomi dan pasar lebih penting daripada pertimbangan biologi dalam memilih spesies untuk dikulturkan. Pertimbangan ekonomi dan pasar dalam memilih spesies mencakup beberapa hal, antara lain :
a)      Permintaan pasar
b)      Harga dan keuntungan
c)      Sitem pemasaran (marketing)
d)     Ketersediaan sarana dan prasarana produksi dan
e)      Pendapatan masyarakat
Domestika dan Introduksi spesies baru
A. Domestika spesies adalah menjadikan spesies liar ( wild species ) menjadi spesies akuakultur. Ada tiga tahapan domestikasi spesies liar, yaitu :
a)      1.mempertahankan agar bisa tetap hidup (survive ) dalam lingkungan akuakultur (wadah terbatas, lingkungan artifisial dan terkontrol)
b)      menjaga agar tetap bisa tumbuh
c)      3.mengupayakan agar bisa berkembangbiak dalam lingkungan akuakultur
B. Introduksi spesies adalah mendatangkan spesies akuakultur dari kawasan lain untuk meningkatkan jumlah jenis komoditas dan perbaikan genetis. Tujuan introduksi spesies baru adalah untuk meningkatkan produksi akuakultur, mendatangkan biota ikan hias dan biota sebagai filter biologis. Beberapa pertimbangan untuk mengintroduksi spesies baru adalah :
a)       spesies yang diintroduksi hendaknya sesuai dengan kebutuhan, tujuan introduksi juga harus jelas
b)       tidak menyaingi spesies native yang bernilai sehingga menyebabkan menurunnya bahkan punahnya populasi spesies native tersebut
c)      tidak terjadi kawin silang dengan spesies native sehingga menghasilkan hibrid yang tidak dikehendaki
d)     spesies yang diintroduksi tidak ditunggangi oleh hama, parasit, atau penyakit yang mungkin bisa menyerang spesies native dan
e)      5 spesies yang diintroduksikan dapat hidup dan berkembangbiak dalam keseimbangan dengan lingkungan barunya.
Sumber Daya Air
Berdasarkan kadar garamnya ( salinitas ), perairan dipermukaan bumi dibagi menjadi tiga golongan yaitu :
1.      Perairan air tawar
Perairan air tawar terdapat didaratan mulai dari pegunungan, perbukitan, hingga daratan rendah dekat pantai, berupa :

v Danau
v Situ
v Waduk
v Sungai
v Saluran irigasi
v Mata air
v Sumur dan
v Air hujan

2.      Perairan payau
perairan payau berlokasi dimuara sungai dan pantai tempat terjadinya transisi dari kondisi air tawar ke kondisi air asin (laut), antara lain :
v Perairan payau dimuara sungai dan pantai
v Perairan payau dirawa
v Perairan payau dipaluh
3.      Perairan laut
Perairan air laut adalah perairan yang berada dilaut dan memiliki kadar garam berkisar antara 30-35 ppt. Berupa :
v teluk→ perairan laut yang menjorok masuk kedalam daratan
v selat→ perairan laut diantara dua atau beberapa pulau
v perairan laut dangkal→ umumnya berlokasi didekat pantai
Sistem Teknologi Akuakultur
Tujuan akuakultur adalah memproduksi ikan dan akhirnya mendapatkan keuntungan. Jika penanganan akuakultur dilakukan secara intensif maka, hasil yang diharapkan akan terlaksana dengan baik pula. Dalam akuakultur dikenal 13 sistem akuakultur yang sudah diusahakan untuk memproduksi ikan adalah :
1)      kolam air tenang    
2)      kolam air deras
3)      tambak
4)      jaring apung
5)      jaring tancap
6)      keramba
7)      kombongan
8)      penculture
9)      enclusure
10)  long line
11)  rakit
12)  bak-tangki-akuarium dan
13)  ranching (melalui restocking)
Sebagai contoh, sistem tambak dipilih untuk kawasan yang memiliki sumberdaya air payau seperti dekat muara sungai, pantai, rawa payau, atau paluh. Contoh lainnya adalah kolam air deras dipilih untuk kawasan yang memilki sumberdaya air berupa sungai jeram (sungai didaerah perbukitan atau penggunungan).
Sitem akuakultur ini juga bisa dikelompokan menjadi 2 yaitu :
Sistem akuakultur berbasiskan daratan ( land- based aquakultur ), terdiri dari kolam air tenang, kolam air deras, tambak, bak, akuarium, dan tangki.
Dan sistem akuakultur berbasiskan air ( water- based aquakultur ). Terdiri dari jaring apung, jaring tancap, keramba, kombongan, long line, rakit, pen culture, dan enclosure.
1)      Tambak
2)      Jaring apung
3)      Jaring tancap
4)      Keramba dan kombongan
5)      Sawah
6)      Pen culture (kandang)
7)      Sekat (enclosure)
8)      Longline dan rakit
9)      Bak, akuarium, tangki, dan resir
Sistem budidaya beserta komponen dan lokasi yang sesuai dengan sumberdaya airnya
Sistem
Komponen
Sumber Daya Air
Kolam air tenang
- Pematang
- Dasar kolam
- Pintu air masuk ( inlet )
- Pintu air keluar ( outlet)
- Saluran pemasukan air
- Saluran pembuangan air
- Sungai
- Saluran Irigasi
- Mata Air
- Hujan
- Sumur
- Waduk
- Danau
- Situ
Kolam air deras
- Dinding/pematang
- Dasar kolam
- Pintu air masuk
- Pintu air keluar
- Saluran pembuangan
- Saluran pembuangan
- Sungai daratan tinggi (pgunungan dan perbukitan)
- Saluran irigasi di dataran tinggi
Tambak
- Pematang
- Dasar tambak
- Pintu air masuk ( inlet )
- Pintu air keluar ( outlet)
- Saluran pemasukan air
- Saluran pembuangan air
- Muara Sungai
- Pantai
- Rawa Payau
- Paluh
Jaring apung
- Rangka
- Jaring
- Pelampung
- Jangkar + tambang
- Jalan inspeksi
- Rumah jaga
- Danau
- Waduk
- Teluk
- Selat
- Laguna
Jaring tancap
- Tonggak
- Jaring
- Rumah jaga
- Jalan inspeksi
- Danau
- Waduk
- Sungai
- Muara Sungai
- Teluk
- Selat
Keramba
- Dinding
- Dasar
- Atap
- Pintu
- Sungai
- Danau
- Waduk
- Saluran irigasi
Kombongan
- Dinding
- Dasar
- Atap
- Pintu
- Sungai
- Saluran irigasi
Sawah
- Dinding/pematang
- Dasar sawah
- Pintu air masuk
- Pintu air keluar
- Saluran pembuangan
-
Kandang (pen culture)
- Dinding
- Laut Dangkal Terlindung
- Teluk
- Selat
Sekat (enclosure)
- Teluk
- Sekat (Barrier)
- Pintu
- Laut Dangkal Telindung
- Teluk
- Selat
Longline
- Tambang
- Pelampung
- Jangkar/pemberat
- Laut Dangkal Terlindung
- Teluk
- Selat
Rakit
- Bambu
- Pelampung
- Jangkar/pemberat
- Laut Dangkal Terlindung
- Teluk
- Selat
Bak/akuarium/tangki
- Dinding
- Dasar
- Atap
- Lubang masuk/keluar
- Sumur
- Mata air
Resirkulasi
- Akuarium
- Tandon/pengendapan
- Wadah filter
- Pompa
- Saluran/selang air
- Sumur
Ranching
-
-









Tidak ada komentar:

Posting Komentar