Selasa, 08 November 2011

ekologi perairan


Nama              : Ashar Junianto
Stambuk : I1A1 10 050
DAERAH INTERTIDAL BERBATU
Ekosistem pantai terletak antara garis air surut terendah dan air pasang tertinggi. Ekosistem ini berkisar dari daerah di mana ditemukan substrat berbatu dan berkerikil ( yang mendukung sejumlah terbatas flora dan fauna sesil ) hingga daerah berpasir aktif ( dimana ditemukan populasi bakteri, protozoa, metazoa ) dan daerah berpasir bersubstrat liat dan Lumpur ( di mana ditemukan sejumlah besar komunitas infauna ) (Bengen, 2002).
Pantai berbatu merupakan satu dari lingkungan pesisir dan laut yang cukup subur.  Kombinasi substrat keras untuk penempelan, seringnya aksi gelombang, dan perairan yang jernih menciptakan suatu habitat yang menguntungkan bagi biota laut.  Pantai berbatu menjadi habitat bagi berbagai jenis moluska (kerang), binatang laut, kepiting, anemon, dan juga ganggang laut (Bengen, 2001, 2002).
1. Skema Umum Untuk Zonasi Pantai Berbatu Pada dasarnya pembagian zonasi untuk pantai berbatu dilihat dari pasang surut yang terjadi. Pantai ini didominasi oleh substrat dari batu. Menurut Stephenson (1972) in Raffaelli and Hawkins (1996) menyatakan bahwa pembagian zona pada pantai berbatu dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
Ø  A high-shore area (bagian pantai yang paling atas) atau yang biasa disebut supralittoral fringe. Pada zona ini dicirikan oleh berbagai organisme seperti alga yang menjalar, Cyanobacteria (bakteri hijau biru) dan cacing kecil, periwinkles.
Ø  A broad midshore zone (zona bagian tengah yang lebar) atau yang biasa disebut midlittoral zone. Pada daerah ini didominasi oleh pemakan suspense seperti bernakel, kerang atau terkadang tiram.   
Ø    A narrower low-shore zone (zona bagian bawah yang sempit) atau yang biasa disebut infralittoral fringe. Pada daerah ini didominasi oleh alga merah, organisme penghasil kapur, kebanyakan berbentuk menjalar, terkadang kelp yang lebat (alga coklat) atau terkadang pada suatu tempat di Hemisphere selatan yaitu penyering makanan seperti tunicata (sea squirt).
Fauna pada pantai berbatu terdiri dari berbagai jenis, seperti tiram, siput, kepiting batu dan beberapa jenis ikan yang hidup pada celah-celah diantara bebatuan, sedangkan vegetasi pada pantai ini terdiri dari formasi Barringtonia seperti putat laut, cemara, ketapang, dan nyamplung yang melekat di batu-batu.











 





Pembagian zonasi pada pantai berbatu juga dapat didasarkan oleh organisme yang hidup pada daerah tersebut (Barnes & Hughes, 1999). Pembagian zonasi tersebut dibagi menjadi dua bagian yakni:
1. Zonasi dari mikroalga. Zonasi ini didasarkan oleh fotosintesis yang terjadi didalam air. Pembagian tersebut yakni:
a. Pada spesies yang terdapat pada lower shore fotosintesis lebih baik di udara   
    dibanding dalam air.
b. Pada spesies yang terdapat pada mid hingga upper shore fotosintesis lebih baik    didalam air disbanding diatas daratan. Kekuatan fotosintesis dalam air pada spesies ini yakni enam kali lebih kuat.
2. Zonasi dari hewan. Zonasi ini didasarkan oleh dua hal yang sangat signifikan yaitu:
a. Makanan. Ketersediaan makanan sangat penting utamanya bagi organisme yang pergerakannya sangat lambat atau yang tidak berpindah tempat.
b. Pergerakan. Organisme perlu berpindah untuk mencari makan, sehingga faktor ini juga sangat terkat dengan faktor yang pertama. Suatu gambaran yang sangat luar biasa dari pantai diseluruh dunia, yang terlihat pada waktu pasang surut adalah, menonjolnya pembagian horizontal atau zonasi organisme (Nybakken, 1992). Hal tersebut nampak pada gambar 4 yang terlihat zonasi yang menunjukkan perbedaan organisme yang menempati daerah yang berbeda untuk tiap kedalaman perairan. Keragaman tersebut tidak lepas keterkaitannya dengan proses fisik pada perairan
v   PEMBAHASAN INTI
Pantai berbatu, dijumpai pada daerah pantai yang berbatu keras dan tahan terhadap benturan ombak laut. Hasil pengikisan pantai ini biasanya hanyut ketengah laut. Pada daerah yang dicapai oleh air pasang tertinggi, biasanya dijumpai lorong pantai yang berkerikil. Batu pembentukan pantai tersebut ada yang terdiri dari batu kapur tua seperti yang terdapat di Banda Aceh,. Ada juga yang terbuat dari batu vulkanik seperti yang terdapat di sebelah selatan padang, yang terdiri dari batu granit dan batu tertier terdapat di Pulau Bintan, Anamabas, Natuna, Tambelan, Bangka dan Belitung.
Karakteristik Pantai Berbatu                                                      
v  Pantai yang berbatu-batu memanjang ke laut dan terbenam di air.
v  Mempunyai keragaman terbesar baik untuk spesies hewan maupun tumbuhan
v  Batu yang terbenam di air ini menciptakan suatu zonasi habitat karena adanya perubahan naik turunnya permukaan air laut akibat proses pasang yang menyebabkan adanya bagian yang selalu tergenang air, selalu terbuka terhadap matahri, serta zona diantaranya yang terbenam pada pasang naik dan terbuka pada pasang surut. Pembagian zonasi berturut- turut antara lain sublitoral, litoral, dan supralitoral.

Fungsi
v  Menyediakan tempat menempel yang baik bagi biota
v  Sebagai tempat berlindung bagi biota
v  Mempunyai komunitas yang jauh lebih kompleks karena bervariasinya relung
Parameter Lingkungan
v  Fenomena pasang dinamikanya sangat berpengaruh terhadap biota yang menginginkan kondisi alam yang bergantian antara tergenang dan terbuka.
v  Gelombang, energi yang dihempaskan bisa merusak komunitas biota yang menempel di batu-batuan, terutama pada batu yang langsung menghadap ke laut.
Pada ekosisitem pantai berbatu terdapat 2 komponen yaitu komponen biotik dan abiotik yang merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan dan saling terkait. Dua komponen ini saling berinteraksi antara satu dengan yang lainnya, sehingga terjadi pertukaran zat (energi) diantara keduanya.
1.      Komponen Biotik terdiri dari:
·         Produsen adalah organisme yang dapat menghasilkan makanan sendiri melelui proses fotosintesis dan penyedia makanan untuk makhluk hidup yang lain. Contoh produsen adalah rumput laut pada yang ada dalam perairan dan fitoplankton
·         Konsumen adalah organisme yang tidak dapat membuat makanannya sendiri dan memanfaatkan hasil dari aktivitas organisme produsen. Contoh konsumer makro adalah berbagai jenis ikan, krustasea, molusaka dan organisme laut lainnya. Sedangkan consumer mikro adalah jenis-jenis zooplankton yang sangat kecil.
·         Pengurai adalah organisme yang menguraikan organisme mati. Contoh pengurai adalah jamur dan bakteri.
2.      Komponen Abiotik terdiri dari:
·         Cahaya matahari
·         Air
·         Suhu
·         Senyawa organic
·         Senyawa anorganik
Kebergantungan antar komponen biotik dapat terjadi melalui:
·         jaring- jaring makanan
·         rantai makanan
Interaksi yang terjadi di dalam ekosistem pantai berbatu
Berbagai jenis makhluk hidup yang ada di ekosistem pantai berbatu saling berinteraksi satu sama lain, baik secara langsung maupun tidak langsung, membentuk suatu sistem kehidupan. Zonasi habitat yang terbentuk mengakibatkan Zonasi komunitas biota di batu-batu yang dipengaruhi oleh fenomena pasang lebih nyata daripada tempat lain manapun karena batu menyediakan tempat menempel yang baik dan juga perlindungan bagi mereka.
Ikan merupakan salah satu komponen penting yang mendukung ekosistem pantai berbatu. Pantai berbatu menjadi tempat pemijahan (spawning ground), pengasuhan (nursey ground), dan pembesaran atau mencari makan (feeding ground). Karakteristik pantai berbatu yang merupakan salah satu perairan subur menjadi habitat yang baik bagi ikan untuk dapat melangsungkan hidupnya. oleh karena itu ikan menjadi pendukung dalam interaksi dengan organisme lainnya pada ekosistem pantai berbatu. Interaksi tersebut akan menciptakan hubungan makan memakan pada ekosistem pantai berbatu.
Jenis – jenis ikan yang hidup pada ekosistem pantai berbatu
Ikan – ikan yang hidup pada ekosistem pantai berbatu umumnya merupakan ikan – ikan yang hidup pada ekosistem terumbu karang. Sebagai contoh ikan family Carangidae. Jenis – jenis ikan yang hidup pada ekosistem pantai berbatu antara lain :
a)      IKAN KAPAS-KAPAS(Geres punctatus) 
Secara taksonomi ikan kapas-kapas diklasifikasikan ke dalam Ordo :Percomorphi, Famili Geridae, Genus Geres dan spesies Geres punctatus yang merupkan kelompok ikan yang mempunyai ukuran tubuh relative kecil ,bentuk badan pipih tegak dengan kepala melengkung,mulut terletak di ujung depan kepala ,moncong dapat ditonjolkan ke depan,tubuh ditutupi oleh sisik berukuran besar, sirip dada panjang dan runcing, warna tubuh keperakan.(Saanin,1981).  Ikan kapas-kapas mempunyai bentuk tubuh pipih dengan mulut tegak runcing ke depan,sirip ekor bercagak,sirip dubur lebih pendekdari pada sirip punggung.Jari-jari kedua sirip punggung memanjang seperti rambut.Jari-Jari sirip disokong oleh D.1X.10, A.111.7.Tubuh ditutupi oleh sisik yang berukuran besar.Sirip dada panjang dan runcing.Warna tubuh keperakan(Kottelat et al,1993)  
b)      IKAN SELAR KUNING(Caranx leptolepis) 
Menurut Saanin(1968) ikan selar kuning diklasifikasikan pada ordo Percomorphi ,family Carangidae, Genus Caranx ,spesies Caranx leptolepis.Bentuk tubuhnya kecil dari pada ikan-ikan lainnya.Panjang tubuh hanya sampai 16 cm.Jenis ikan ini dikenal dengan adanya garis lebar berwarna kuning emas dari mata sampai ekor.Ikam selar kuning terdapat hampir di seluruh lautan daerah indo_Pasifik.Jenis-jenis ikan selar mempunyai arti ekonomi yang penting,banyak dijual di pasar sebagai ikan segar,akan tetapi lebih banyak lagi dijual sebagai ikan pindang.   
c)      IKAN BAWAL HITAM(Stromateus niger)
Ikan Bawal hitam (Stromateus niger) tergolong pada keluarga Stromatidae yang berkerabat dengan keluarga Carangidae. Bentuk tubuhnya pipih dengan badannya yang tinggi sehingga hampir menyerupai bentuk belah ketupat. Ikan ini tubuhnya berwarna hitam, sirip punggung hanya satu mempunyai 5 jari-jari keras dan 42-44 jari-jari lunak. Sirip dubur besarnya hampir sama dengan sirip punggung, disokong oleh 3 jari-jari keras dan 35-39 jai-jari lunak. Sirip dada mempunyai 22 jari-jari lunak, bentuknya melengkung dengan ujung-ujungnya yang tirus dan pangkalnya yang kuat dan lebar. Sirip perut tidak ada. Sirip ekor cagak dua dengan lekukan yang dalam, pangkal sirip ekor bulat kecil. Gurat sisi dibangunkan oleh sisik-sisik yang lebih besar dari pada sisik-sisik yang lainnya dari tubuh. Kalau di lihat dari bentuk sirip dada, pangkal siripekor danstruktur gurat sisi, iakn ini mempunyai persamaan dengan ikan-ikan dari keluarga Carangidae.  Ikan Bawal hitam dapat berenang dalam posisi miring seperti ikan Sebelah. Panjang tubuhnya dapat mencapai 60 cm, dagingnya baik sebagai bahan makanan, dan mempunyai pasaran yang baik. Ikan ini tidak banyak terdapat di dekat-dekat muara sungai, biasanya bergerombol banyak di tengah-tengah lautan. Jenis ikan-ikan ini terdapat di laulaut India, Indonesia, Malaysia, dan Cina. (T. Djuhanda, 1981).
Ikan Bawal (Stromateus Sp) ikan tergolong stromatidea yang berkerabat dengan Carangidae. Bentuk badan pipih dengan badan yang panjang sehigga hampir menyerupai bentuk belah ketupat . Ikan Bawal ini merupakan herbivora yang cendrung bersifat omnivora, selain suka melalap tumbuhan ia juga suka memakan udang ataupun ikan-ikan kecil dan hewan lainnya (Tatang, 1981) .  Ikan Bawal hitam (Stromateus niger) ciri-ciri marfologinya adalah badan sangat besar dan gepeng seperti belah ketupat. Sirip ekor bercagak kuat dengan lembaran lebuh panjang D VII-VIII : 28-30, A III : 28-30.
d)     Ikan Bawal Putih (Stromateus cinereus)
Ikan Bawal Putih (Stromateus cinereus) merupakan ikan yang tergolong pada keluarga Stromatidae yang berkerabat dengan keluarga Carangidae. Bentuk badan pipih dengan badannya yang tinggi sehingga hampir menyerupai bentuk belah ketupat. Ikan bawal ini merupakan ikan herbivore yang cenderung bersifat omnivore, selain suka melalap tumbuhan air ia juga suka memakan udang ataupun ikan-ikan kecil dan hewan-hewan air lainnya. (Nelson,1984).  Ikan Bawal Putih merupakan jenis ikan yang habitatnya dari air laut. Dimana dapat diklasifikasikan sebagai berikut : ordo Perchomorphi, famili Stromateidae, genus Stromateus, spesies (Stromateus cinerus).   
Dari gambar tersebut dapat diuraikan untuk setiap jenis komponen tersebut.
a.       Produser
Komponen produser terbesar di perairan pantai berbatu hampir didominasi oleh fitoplankton dan rumput laut.
b.      Konsumer
Komponen konsumer mikro terdiri atas jenis-jenis zooplankton, sedangkan komponen konsumer adalah berbagai jenis ikan, krustasea, molusaka dan organisme laut lainnya. Jenis ikan pemakan plankton bersifat sangat selektif. Hal ini dapat diketahui dari beberapa hasil penelitian yang menunjukan bahwa seekor ikan pemakan plankton yang ada dalam suatu perairan, memiliki komposisi plankton yang tidak sama dengan jenis ikan lain dalam perairan yang sama. Dengan demikian, jenis ikan pemakan plankton dapat menghindari persaingan.
c.       Komponen pengurai
Komponen pengurai ini didominasi oleh jenis bakteri. Dimana bakteri ini akan menguraikan organisme-organisme akuatik yang telah mati. Keberadaan bakteri juga memiliki peran dan fungsi sebagai pengurai bahan organic sehingga dapat dimanfaatkan kembali oleh jasad hidup akuatik.
Hubungan antara produser, konsumer dan pengurai terjalin melalui rantai makanan yang merupakan transfer energi dari jasad hidup nabati (fitoplankton dan alga)ke berbagai jasad hidup hewani (zooplankton dan ikan) melalui proses makan memakan.
 ikan memegang peranan penting sebagai konsumen tingkat tinggi dalam jaring-jaring makanan ekosistem pantai berbatu. selain sebagai konsumen, ikan juga akan dimangsa oleh hewan laut lebih besar maupun burung laut yang hidup di sekitar pantai tersebut. Ikan yang sudah mati akan diurai oleh bakteri menjadi bahan-bahan organik yang dapat dimanfaatkan oleh organisme yang lain.

KESIMPULAN
Komunitas biota di daerah berbatu jauh lebih kompleks dari daerah lain karena bervariasinya relung (Niche) ekologis yang disediakan oleh genangan air, celah-celah batu, permukaan batu dan sebagainya, dan hubungan mereka yang bervariasi terhadap komponen - komponen biotik dan abiotik. Kompleksnya komunitas biota di daerah berbatu ini juga disebabkan karena pada ekosistem pantai berbatu memiliki populasi yang padat, keragaman topografi dan banyaknya spesies yang berada pada pantai berbatu.
Diposkan oleh Dany Noya di 06:19









DAFTAR PUSTAKA

Abi. 2010. http://Abivaleyzone.blogspot.com/2010/01/adaptasi-biota-zona- intertidal.html. Diakses pada 4 Mei 2011 pukul 16.00 WIB.
Bengen, 2002. Komunitas Organisme Intertidal Berbatu. IPB : Bogor
Djuhanda, 1981. Jenis-jenis ikan Pada Intertidal Berbatu.
Efendi, Eko. 2009. http://blog.unila.ac.id/ekoefendi/2009/01/01/penyebab-zonasi.html. Diakses pada 4 Mei 2011 pukul 16.00 WIB.
Kottelat et al,1993. Pigmen Organisme dengan Keberagaman Spesies. Edisi Bahasa Indonesia : Jakarta.
Kurnia, Ika dkk. 2008. Organisme Intertidal. http://scribd.com/intertidal. Diakses pada 4 Mei 2011 pukul 16.30 WIB.
Nelson,1984. Spesies Ikan Di Daerah Berbatu. ProLM Centre : Jakarta
Nybakken, 1992. Pembagian Zonasi Antara Kehidupan Organisme Dengan Habitatnya. ProLM Centre dan Tazkia Publishing : Jakarta.
Saanin, 1968. Struktur dan Bentuk tubuh Organisme Intertidal. Kentindo Publisher : Jakarta.
Stephenson, 1972. Pembagian Zona Intertidal di Kawasan Tertentu. Raja Grafindo Persada : Jakarta
Tatang, 1981. Jenis Makanan Dan kehidupan Organisme Interidal di Pantai Berbatu. Ketindo Publisher : Jakarta.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar